Sunday 14 August 2016

Terserah Matahari

Lucu. Setelah gue menonton film The Notebook yang di sutradarai Nick Cassavetes dan menonton film (500) Days Of Summer yg di sutradarai oleh Marc Webb, gue jadi tersadar.

1. The Notebook
‘Feels like Home’… 
itulah yang selalu saya katakan bila ada pertanyaan mengenai pasangan yang saya inginkan. Seseorang yang bisa membuat saya nyaman untuk bercerita, berbagi pengalaman, dan berbagi suka duka. Nyaman, seperti berada di rumah. Ke manapun kita pergi, ke mana pun kita berpaling, kita akan tetap kembali kepadanya.

Rumah. Apa pengertian rumah? Bagi saya, rumah adalah tempat yang nyaman untuk beristirahat, tumbuh, berkembang, dan melakukan apa yang kita suka dengan nyaman.

Dan sejatinya film The Notebook sendiri menyadarkan gue bahwa suatu saat, hati akan di persulit antara 2 pilihan. Keamanan, atau kenyamanan. True! Kebanyakan dari kita, akan memilih yang "aman" bukan yang "nyaman". Maaf, terutama kaum Hawa. Tapi memang pertimbangan jaman sekarang juga memasukkan faktor safety pada sebuah hubungan. jadinya banyak produk-produk jaman sekarang yang memilih keamanan untuk menjamin masa depan.
Dulu gue percaya pada pilihan comfort itu. Tapi setelah seseorang yang sudah gue percaya itu lebih memilih aman dan meninggalkan apa yang kami rasa nyaman, gue malah gak pernah merasa bahwa rasa nyaman itu harus ditemukan kembali.

Toh, gue paham mengenai rasa aman pada masa depan di banding harus berjuang untuk menggapai "keamanan".

next...

2. (500) Days Of Summer

Pandangan hidup bukan hanya sekedar papan
tulis hitam dengan kapur dan debu seperti saat kita menulis kisah ini setiap malam.


500 hari mungkin cukup untuk seseorang bercerita bagaimana pandangannya tentang hidup dan realitas cintanya dengan seorang pujaan jiwa. Ya, film ini membuka mata saya tentang sebuah hubungan yang sempurna di mata manusia, tapi tidak di mata Tuhan. Takdir tidak mengijinkannya.

(500) Days Of Summer adalah film romantis yang mengajarkan gue tentang "memeluk takdir". Jangan di lawan! Buat apa dilawan? Itu bagian dari kisah Tuhan untuk kita. Peluk semua takdir itu. Berikan dia tempat terindah di hati kita. Dengan kau menerimanya, perlahan-lahan dia akan memudar sendiri, Di siram oleh waktu, dan di poles dengan kenangan baru. Sampai Summer berganti menjadi Autumn.