Friday 25 December 2015

Harus Berapa kali?!

Tanpa motivasi, nge-gym jadi kegiatan yang membosankan. Ritual pemanasan yang membosankan, itu-itu aja. Lari di treadmill sambil memandangi layar kecil yang gitu-gitu aja. Semuanya mekanik : Kaki bergerak, bergerak, bergerak. Beban di angkat. Ulangi lagi.

Lalu, pencerahan itu datang, sama kayak gym, sama kayak olahraga, kita akan bosan kalau melakukan hal yang sama terus-menerus. Tina (samaran) jadian sama
Fauzi bukan karena dia lebih nyambung dengan Fauzi di bandingkan sama gue, melainkan karena Fauzi lebih baru daripada gue. Fauzi lebih baru. Gue lebih lama. Selalu, yang baru akan terlihat lebih baik dari pada yang lama.

Pikiran tersebut membebaskan gue.

Problemnya bukan mencari orang yang baru, tetapi untuk memperjuangkan yang nyaman. Setelah gue pikir-pikir, apa yang dilakukan oleh Tina mirip dengan apa yang dilakukan cowok-cowok pada umumnya : Cepat ganti hati kalau ada yang baru. Gampang berpaling. Ternyata, Tina juga lebih cowok dari gue untuk urusan hati.

Beban demi beban gue angkat sore ini. Semakin besar bebannya semakin "rusak" otot kita dan akhirnya semakin kuat dan besar otot kita tumbuh kembali. Sambil memandangi pantulan diri gue di cermin, gue bertanya dalam hati : 'Perlu berapa kali di selingkuhin agar kita kuat menghadapi patah hati?'

No comments:

Post a Comment